Saturday, July 27, 2013

[Features] Behind the Scene

Hari ini, tanggal 27 Juli 2013. Hari apa sekarang? Yap! Tanpa mengurangi rasa hormat kepada sesama Pejuang Mandiri --atau apapun itu, you name it, maka gue akan ingetin kalian kalau hari ini adalah hari ke-17 di bulan Ramadhan 1434 Hijriyah. Kalau gitu, 14 hari lagi kita rayain hari raya Idul Fitri dong, betul? Dan apa artinya itu kalau bukan tradisi tahunan masyarakat Indonesia: Mudik!

Tapi gue gak bakal ngomongin tips mudik menggunakan TransJakarta. Karena menurut gue gak afdol kalau mudik itu gak keluar kota, dan kalau mudik pake TransJakarta, ya paling jauh lo cuma sampe di stasiun/terminal terdekat. Selain itu juga, gue gak mudik karena emang keluarga gue dominan Betawi, jadi disinilah kampung gue. Jadi sebenernya, inti gue ngomong panjang lebar sih demi melindungi kehormatan para Pejuang Mandiri dari orang-orang yang mau ngingetin mereka kalau hari ini tuh hari Sabtu. Waktunya hang out sama temen-temen atau mungkin jalan-jalan sama pacar. *ngumpet ke ketek emak*

Baiklah, kembali menyesuaikan judul dengan tema. Rubrik 'Features' ini bakal berisi hal-hal diluar kehidupan gue didalam TransJakarta, dan cuma bakal gue buat kalau gue gak pergi naik TransJakarta atau totally gak kemana-mana, tentunya melihat waktu luang yang gue punya juga buat nulis. Tapi sebisa mungkin gue bakal nulis terus biar jurnal ini gak jadi jurnal musiman atau cuma jadi 'moody journal'.




Oke, feature yang gue angkat kali ini mengenai 'Behind the Scene'. Tema ini gue angkat karena menurut gue harus ada apresiasi tingkat Burj Al Arab kepada orang-orang yang bikin gue jadi mau dan suka nulis. Banyak penulis yang gue suka, mulai dari (twitter account-nya aja ya), ada: Ooms @dwicarta, @yogacholandha, @radityadika@benakribo dan Kak @deelestari. Mereka pantas gue sebut ekspert dunia tulis-menulis, karena dari tulisan mereka lah lo bisa dapat pengetahuan, ketawa, terenyuh, atau mungkin menangis.

Tapi dari nama-nama hebat diatas, ada satu orang yang seringkali gue ganggu cuma buat nanya pendapatnya, she is Inang (bukan nama asli). Hahahahaha oke bercanda, temen gue ini bukan penjual sapi glonggongan atau pengoplos bir, juga bukan calo tiket nonton konser palsu.

Nama lengkapnya Sabrina Nadilla, seorang wanita (freshly) 17 tahun, sering dipanggil Inang. Gue gak ngerti sampe sekarang kenapa dipanggil begitu, tapi dari jaman SMP dulu itulah nama panggilannya. Orangnya asik dan memiliki pandangan luas akan hal-hal disekitarnya, maka dari itu gue selalu nanya, sharing atau sekedar ngobrol tentang ini-itu ke dia. Waktu gue mau bikin blog ini pun juga begitu, gue nanya pendapatnya sepanjang perjalanan gue balik dari shelter Jembatan Gantung ke Halimun. Didalam bis TransJakarta, beberapa saat setelah insiden motor itu (baca di post: [Day 1] First Impression: GREAT & BLESSED!), gue langsung kontak dia ke nomor Whatsapp-nya,

26/7/2013 1:10 PM: Anggada Samira: "Anyir ye pengendara motor seenak jidat juga kadang-kadang"

26/7/2013 1:12 PM: Sabrina Nadilla: "emang gitu kok, kecuali gua"

26/7/2013 1:13 PM: Anggada Samira: "Bagus bagus, jangan tengil kl udah jago"

26/7/2013 1:13 PM: Anggada Samira: "Btw, tadi motornya masuk kolong TJ loh -_-"

26/7/2013 1:15 PM: Sabrina Nadilla: "HAH"

26/7/2013 1:15 PM: Sabrina Nadilla: "demiape"

26/7/2013 1:15 PM: Anggada Samira: "Iye, lagian mau masuk lewat separator, sinting kan"

26/7/2013 1:16 PM: Anggada Samira: "Untung gak ledak"

26/7/2013 1:16 PM: Anggada Samira: "Kalo gak, gabisa chatting lg kite"

26/7/2013 1:16 PM: Sabrina Nadilla: "film aksi"

26/7/2013 1:17 PM: Anggada Samira: "Orang mau mati dibilang aksi wakakak"

26/7/2013 1:17 PM: Sabrina Nadilla: "ya mungkin 'he wants a remarkable death' gitu"

Ya, begitulah Sabr-inang ini. Terlepas dari betapa asiknya dia, Inang ini termasuk orang yang penuh misteri, gak tertutup atau moody kayak banyak orang sekarang, tapi lo bakal bingung sama apa yang lagi berputar di benaknya. Mungkin efek dari film-film samurai sadis yang sering dia tonton atau film "Yume jūya" (夢十夜; Ten Nights of Dreams) yang kata dia fantasinya super liar itu. Makanya, orang yang nekat sampe setengah badan motornya masuk ke kolong TransJakarta dan mungkin kepalanya hampir terlindas itu cuma disamain kayak 'film aksi' sama dia. Sedangkan buat gue, insiden itu sama kayak 'film thriller'. Terlebih lagi dia bilang 'he wants a remarkable death', miris amat mas-nya mau dikenal sesaat aja mesti main-main sama maut dulu.

Lanjut chatting ngomongin hal lain, sampe depan shelter Bunderan HI, gue minta tolong ke dia bikinin akun Blogger buat gue melalui gadget Android-nya -- karena menurut gue repot kalau register lewat BlackBerry. Awalnya begini,

26/7/2013 1:53 PM: Anggada Samira: "Gue jadi terfikir untuk bikin blog sampah, "Semangkuk Sereal di TransJakarta", gimana?" *gue berfikir 'blog sampah' karena yang nulis adalah amatir kayak gue*

26/7/2013 1:58 PM: Sabrina Nadilla: "eaaaa wkwk males yeh anjir"

26/7/2013 2:13 PM: Anggada Samira: "Eh tp serius. Would you mind to help me made a blog? Just to register for now."

Setelah gak ada balasan, gue pikir Inang bener-bener gak peduli dan ngira gue cuma ngelantur karena kecapekan, jadi gue meyakinkan dengan cara menyedihkan: mengiba,

26/7/2013 2:26 PM: Anggada Samira: "Nang....kalo bukan lo, who else wants to help ;_;"

Tetep gak ada balasan, akhirnya gue register akun Gmail dan bikin akun Blogger sendiri melalui handphone sambil nulit draft "Prologue" buat jurnal ini. Ditengah-tengah asiknya gue obrak-abrik cara ngegunain Blog baru ini, Inang baru bales buat nyanggupin. Akhirnya gue bilang aja kalau gue udah selesai register dan siap posting tulisan perdana disini.

Selesai berhasil posting tulisan, Inang langsung gue kabarin, berharap dia baca terus kasih kritik, dan bukan report blog gue sebagai spam yang menuhin database http://www.blogger.com. Responnya sesuai keinginan gue: Kritik! Karena menurut gue, kritik itu suatu hal yang membangun, sejahat dan se-menjatuhkan apapun kritiknya. Dia bilang lewat Whatsapp,

26/7/2013 5:26 PM: Sabrina Nadilla: "bagus wkwk cuma berat"

26/7/2013 5:50 PM: Anggada Samira: "Kebanyakan atau berbelit?"

26/7/2013 5:51 PM: Sabrina Nadilla: "berbelit"

26/7/2013 5:51 PM: Sabrina Nadilla: "bahasanya ringanin aja kaya ngomong ke temen, anggep aje kaga ada yang baca"

26/7/2013 5:58 PM: Anggada Samira: "Oooh wkwkwkwk ngerti ngerti, grazie nang!"

Maka dari itu, kalau udah baca "Prologue" dan "[Day 1] First Impression: GREAT & BLESSED!", pasti berasa banget bedanya penggunaan bahasa gue. Dan itu semua karena (selain Allah, Thanks, Sabrina!

That's my shouts for today! Hope you guys don't mind to read it. Once again, grazie a tutti amico, Sabrina Nadilla! Ciao!

No comments:

Post a Comment